Header Ads

test

Karena semangat dan tak pernah putus asa ibu tiga anak ini akhirnya bisa kuliah ke pendidikan tinggi



Info unik memiliki tiga orang anak  yang masih berusia di bawah lima tahun , serta seorang suami yang tidak bisa membaca maupun menulis , adalah hal yang tak mudah untuk menjalai hidup bagi seorang wanita bernama asal afganistan Yahapati Ahmadi (25),  itu lah pemggapa , wanita yang satu ini memiliki mimpi untuk mengubah nasibnya dengan menempuh pendidikan tinggi.

Berdasarkan berita yang di kutib dari  ABC News pada Senin  kemarin,Yahapati sebenarnya  sudah memiliki ijazah sekolah menengah pertama dan bisa berprofesi  untuk menjadi seorang guru sekola dasar di  desanya , namun menurut Yahapati  ia mengiginkan hal yang lebih dari itu.

hingga suatu hari Yahapati pun memutuskan untuk berangkat  ke ota Provinsi Daikundi, Nili, untuk mengikuti ujian masuk universitas. Butuh waktu hingga dua jam berjalan kaki menuju terminal bus terdekat, melewati jalanan tandus yang berbatu.Yahapati melakukan hal itu di bawah terik matahari, seraya menggendong anak bungsunya yang masih berusia di bawah satu tahun.

Setelahnya, ia pun harus kembali menahan pegal, duduk berdesak-desakan selama 10 jam di dalam sebuah bus reyot. Begitu tiba di Nili, dia mengikuti seluruh tahapan ujian, dan berhasil meraih peringkat 152 dari 200 orang yang diterima.



Namun, karena skema biaya kuliah yang tinggi, dan ketidaktahuannya tentang syarat pengajuan beasiswa, Jahanap pun memutuskan untuk berlapang dada, mengubur kembali cita-cita untuk belajar di perguruan tinggi.Pemandangan tersebut dipotret oleh seorang guru di Nili, yang tersentuh dengan perjuangan Yahapati . Ia mengunggah foto tersebut ke Facebook, dan menjadi viral di kalangan warganet Afganistan dalam waktu cepat.

Salah satu pihak yang bersimpati terhadap foto tersebut adalah Zahra Yagana, seorang wanita yang menjalankan organisasi non-pemerintah di bidang hukum dan sosial.Ia mengupayakan Jahantap diterima berkuliah secara gratis di sebuah universitas di ibukota Afghanistan, Kabul. "Ketika saya melihat gambar Jahantap di Facebook, saya sangat terkesan," kata Yagana.

"Segera, keesokan harinya saya menulis cerita tentang dia (Yahapati ), dan saya pikir harus ada satu hal penting dilakukan untuknya, yakni membantu mewujudkan impian pendidikannya. Dia menginspirasi saya," lanjutnya.Yagana pun mengajukan isu tersebut ke pemerintah, dan berhasil meluluhkan hati Wakil Presiden Afghanistan, Sarwar Danish, dan penasihat senior kepresidenan, Farkhunda Zahra Naderi.

Keduanya berjanji mendukung penuh terwujudnya mimpi Yahapati untuk duduk di bangku salah satu perguruan tinggi terbaik di Afganistan. Naderi akan membayar biaya pendidikan hingga empat tahun kuliah. Sementara Danish, berjanji membiayai sewa rumah Jahantap berserta keluarganya di Kabul."Mereka mengatakan bahwa Jahantap adalah simbol untuk wanita dan pendidikan," kata Yagana.

Agen casino online terpecaya


 

Tidak ada komentar